Gerbang Anda Menuju Penemuan Spiritual

ADAB BERSAFAR

Islam adalah ajaran yang syamil (sempurna). Semua aspek kehidupan manusia mendapatkan tuntunan yang detail dan terperinci dalam ajaran Islam. Bagaimana berhubungan dengan Allah Sang Pencipta, dengan sesama manusia dan dengan alam semesta semuanya ada dalam ajaran Islam. Semua itu semata-mata demi kemaslahatan Ummat manusia. Kemaslahatan yang dimaksud adalah “Dunia yang hasanah, akhirat yang hasanah dan dijauhkan dari neraka”. Dalam hal bersafarpun (travelling), Islam memberikan tuntunan kepada kita, berupa adab-adab bersafar (traveling). Tujuannya adalah agar dalam bersafar (traveling) tersebut manusia mendapat kemaslahatan untuk kehidupan dunia dan akhirat serta dijauhkan dari neraka.

Berikut adalah adab-adab bersafar (traveling).

  1. Bertaubat, meminta maaf, membayar utang, menulis wasiat, meninggalkan nafkah yang cukup bagi keluarga yang ditinggalkan dan shalat istikhoroh.

Sebagaimana hadits Jabir -radhiyallahu’anhu- riwayat al-Bukhari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Jika salah seorang di antara kalian bermaksud melakukan suatu hal, hendaklah dia melaksanakan shalat dua rakaat selain fardhu, kemudian hendaklah ia berdoa :Ya Allah, aku memohon dipilihkan dengan ilmu-Mu. Aku bermohon penilaian dengan kekuasaan-Mu. Dan meminta dengan keutamaan-Mu yang Agung. Sesungguhnya Engkau berkuasa dan aku tidak berkuasa. Engkau Maha Mengetahui dan aku tidak mengetahui. Dan Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib”.

 

  1. Bersafar tidak sendirian. Bersama dengan orang yang baik dimana bisa mengingatkannya jika lupa dan saling tolong-menolong. Sebagaimana hadits Ibnu Umar -radhiyallahu’anhu- riwayat al-Tirmidzi dengan sanad yang Hasan Shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Seandainya manusia tahu apa yang aku ketahui pada safar sendirian, maka tidak akan ada yang berani berjalan di malam hari”.

 

  1. Hendaknya safar di hari Kamis pagi, sebagaimana hadits Ka’ab bin Malik riwayat al-Bukhari :

“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suka safar hari kamis”.

 

Dalam riwayat lainnya :

“Tidak ada hari yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam paling jarang safar di dalamnya kecuali hari kamis”.

Jika tidak memungkinkan maka hari Senin pagi, sebagaimana hadits Ibnu Abbas -radhiyallahu’anhu- riwayat Ahmad dan al-Thabrani :

“Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah dari Makkah ke Madinah di hari Senin”.

Adapun anjuran safar di pagi hari, dalilnya hadits Shakhr al-Ghamidi -radhiyallahu’anhu- riwayat al-Tirmidzi dengan sanad yang Hasan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Ya Allah, berkahilah ummatku di pagi harinya”.

Perawi hadits ini berkata :

“Jika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus pasukan, beliau mengutusnya di pagi hari, dan Sakhr adalah seorang pedagang dimana ia mengutus para karyawannya di pagi hari maka iapun beruntung dan bertambah banyak hartanya”.

 

  1. Dianjurkan juga safar malam hari, sebagaimana hadits Anas -radhiyallahu’anhu- riwayat al-Hakim dengan sanad yang Shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Hendaklah kalian melakukan perjalanan di malam hari, karena seolah-olah bumi itu terlipat (terasa dekat) ketika itu”.

 

  1. Disunnahkan bagi musafir shalat 2 rakaat ketika keluar dan ketika masuk rumahnya, sebagaimana hadits Abu hurairah -radhiyallahu’anhu- riwayat al-Bazzar dengan sanad yang Shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Jika engkau keluar dari rumahmu, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang dengan ini akan menghalangimu dari kejelekan yang berada di luar rumah. Jika engkau memasuki rumahmu, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang akan menghalangimu dari kejelekan yang masuk ke dalam rumah”.

Artikel Lainnya

Artikel Terbaru

Daftar Sekarang

Share This